5 Hal Teraneh yang Pernah Didaftarkan Jadi Merek Dagang

Trademark atau merek dagang adalah kata, nama, atau simbol yang digunakan

dalam dunia niaga untuk menunjukkan sumber dari barang yang diperdagangkan.

Trademark difungsikan sebagai pembeda agar orang lain tidak bisa memakai merek yang

sama untuk sebuah barang yang sama.

Jelaslah bahwa trademark harus sesuatu yang bersifat unik. Namun karena tidak ada definisi pasti mengenai sesuatu yang disebut unik, tak jarang pelaku bisnis yang lantas mencoba menjadikan hal-hal paling tak masuk akal sebagai merek dagang atau trademark. Misalnya saja sesuatu yang sifatnya terlalu general seperti warna, aroma, atau bentuk tertentu.
Berikut ini beberapa kisah tentang upaya pendaftaran merek dagang yang mungkin terdengar konyol seperti dilansir Listverse. Sekadar untuk informasi dan hiburan.
 
1. SEAL Team Six
 Pada tanggal 2 Mei 2011, agen-agen dari SEAL Team Six Angkatan Laut Amerika Serikat berhasil menewaskan Osama bin Laden di Pakistan. Dua hari kemudian, Disney mengajukan permohonan merek dagang pada nama SEAL Team Six. Disney berencana menggunakan nama itu untuk produksi acara televisi tentang Navy SEAL.
Publik geram ketika mengetahui tindakan perusahaan tersebut. Fakta bahwa Disney juga pernah mencoba mendaftarkan merek dagang untuk kaus kaki Natal dan bola salju juga membuat keadaan lebih buruk.
Angkatan Laut AS membalas tindakan itu dengan mengirimkan aplikasi merek dagang untuk istilah Navy Seals dan Seal Team. Tindakan tersebut membuat langkah Disney untuk mengklaim Navy SEAL terhenti.
 
2. Suara Sepeda Motor
 Meskipun terdengar ganjil, namun mendaftarkan suara untuk merek dagang bukan hal yang tak mungkin dilakukan. Contoh nyatanya adalah merek dagang yang diberikan untuk auman singa di logo film-film MGM dan tiga nada yang digunakan oleh NBC.

Produsen motor besar, Harley-Davidson, Inc. juga sempat mencoba melakukan hal serupa. Mereka mendaftarkan suara mesin V-twin yang digunakan dalam sepeda motor produksi perusahaan. Selain suara, Harley-Davidson juga mencoba mendaftarkan merek dagang untuk bentuk dan lekukan dari beberapa bagian sepeda motor.

Sambil menunggu merek dagang resmi diberikan, Harley-Davidson menghabiskan uang dalam jumlah besar untuk menuntut perusahaan lain yang dianggap meniru suara dan bentuk sepeda motor mereka. Namun, pada bulan Juni 2000, perusahaan menarik aplikasi merek dagangnya.
 
3. Aroma Stroberi
Pada tahun 2005, perusahaan Perancis Eden Sarl kalah dalam upaya untuk mendaftarkan merek dagang aroma stroberi. Eden Sarl berencana memanfaatkan aroma tersebut secara ekslusif dalam produk sabun, krim, pakaian, dan barang-barang lainnya yang mereka produksi.

European Union Trademark Agency menolak aplikasi Eden Sarl dengan alasan stroberi bisa memiliki lima jenis aroma yang berbeda, jadi tidak bisa dikatakan unik dan seragam.

Sebelumnya beberapa bisnis lain mencoba mendaftarkan aroma raspberry, lemon, dan vanili, namun semuanya ditolak oleh European Union Trademark Agency. Namun, salah satu pembuat parfum Belanda mendapat merek dagang untuk aroma rumput segar yang baru saja dipotong.
 
4. Warna ungu
Produsen cokelat populer Cadbury mencoba mengklaim warna ungu yang digunakan pada kemasan produk mereka menjadi merek dagang. Cadbury telah menggunakan warna Pantone 2865C sejak awal tahun 1900-an dan tidak ingin pesaing mereka menggunakan warna yang sama.

Cadbury mendaftarkan merek dagang untuk warna tersebut pada tahun 2008. Namun harus menelan kekalahan saat berhadapan dengan Nestle di pengadilan
 
5. Frasa Youre Fired
Di tahun 2004, Donald Trump mencoba mengklaim frasa 'You're fired' yang berarti 'Kau dipecat'. Trump mempopulerkan frasa tersebut lewat acara televisinya, The Apprentice yang sangat populer.

Trump bermaksud menggunakan frasa tersebut untuk pernak-pernik, permainan, dan bisnis kasino yang dimilikinya. Di saat yang sama tiga orang lain juga berusaha mendapatkan merek dagang untuk frasa tersebut. Namun USPTO memberikan merek dagang kepada pihak mana pun karena frasa tersebut kelewat mirip dengan 'You're hired' yang merek dagangnya sudah dimiliki Franklin Learning, produsen permainan papan edukatif.
 

1 komentar:

  1. Di Indonesia juga pernah ada kejadian seperti ini, tempe mau dipatenkan, tapi ditolak hehehe

    BalasHapus

Tingalkan Komentar,kritik dan saran Sobat, terimeung geunaseh :))